1. Marasmus
Marasmus berasal dari kata Yunani yang  berarti wasting merusak . Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori  protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis  terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak  bawah kulit dan otot. Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan  oleh kekurangan kalori protein.
Marasmus umumnya merupakan penyakit pada  bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Hal  ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI  terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus  berpengaruh dalam waku yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar  diperbaiki. Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang  dapat terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak  tepat atau karena kelainan metabolik dan malformasi kongenital.
Tanda dan Gejala :
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan  berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat  kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan  longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat  tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi  menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi  otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin  melambat, kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Biasanya terjadi  konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan,  dengan buang air besar sering, tinja berisi mucus dan sedikit.
Patofisiologi :
Kurang kalori protein akan terjadi  manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak  tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu  berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau  energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan  lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,  karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai  bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat  sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.  Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan  menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan  ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak,  gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton  bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan  menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein  lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor ialah suatu keadaan  kekurangan gizi ( protein ). Walaupun sebab utama penyakit ini adalah  defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan yang dimakan kurang  mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang  berlainan, maka akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai  negara.
Selain oleh pengaruh negatif faktor  sosial ekonomi, budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi  umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh  diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (  sindrom nefrotik ), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.
Patofisiologi :
Pada defisiensi protein murni tidak  terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan, karena persediaan  energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang  mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan  edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan  terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang  diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Bila diet cukup mengandung  karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam  amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan  kejaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan  menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar, yang kemudian  berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan  pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati  terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.
Gejala Kwashiorkor :
- Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan yang sehat.
- Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat
- Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare
- Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna
- Kulit kering dengan menunjukan garis – garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi persisikan dan hiperpigmentasi
- Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal, permukaannya licin dan tajam.
- Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita.
- Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah, disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.
Ciri-ciri :
- Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.
- Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-garis permukaan yang jelas.
- Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilap.
- Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
- Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.